TANTANGAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

Beberapa tantangan yang melatarbelakangi BASIS antara lain :

1. Rendahnya kualitas pendidikan.

Laporan Bank Dunia tahun 2015 menyebutkan bahwa 54% guru yang mengajar di sekolah tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk mengajar. Kondisi tersebut berimbas pada kualitas pelajar Indonesia yang digambarkan dalam beberapa hasil tes internasional, dimana generasi muda Indonesia menempati posisi bawah dibandingkan negara lain yang berada di satu kawasan.

2. Permasalahan sosial-ekonomi di masyarakat.

Data BPS 2015 menunjukkan kesulitan ekonomi menjadi salah satu penyebab sekitar 4 juta anak Indonesia (44,12% anak Indonesia) putus di tengah jalan saat berada di bangku SMA-sederajat. Bagi mereka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, hanya akan memiliki bekal pengetahuan, keterampilan dan ijazah setingkat SMP. Pemikiran orang tua bahwa ijazah sekolah yang lebih tinggi, tidak bisa menjamin mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik menyebabkan generasi muda dari keluarga ekonomi menengah kebawah keluar dari sekolah dan langsung bekerja untuk membantu perekonomian keluarga (2 dari 3 anak putus sekolah langsung masuk ke dunia kerja).

3. Pengaruh lingkungan yang negatif.

Menurut Data Bank Dunia menunjukkan 70% anak-anak yang berasal dari kelas sosial bawah terlibat aktifitas kriminal, 40% menjadi orang tua di usia muda dan 60% tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Salah Jurusan.

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Career Center Network di tahun 2017 diketahui bahwa 87% mahasiswa Indonesia mengaku salah jurusan. Artinya, generasi muda yang mempunyai kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi menghabiskan waktu 4 tahun untuk menjalani studi yang tidak sesuai dengan potensi minat bakat mereka.

5. Karir yang Tidak Sesuai Pendidikan (Mismatch).

Masih menurut data Indonesia Career Center Network tahun 2017 bahwa 71,7% pekerja di Indonesia berkarir di bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Artinya, mayoritas pekerja kita tidak memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan yang mereka lakukan. Sehingga perusahaan harus siap mendidik sejak awal mereka bekerja yang tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

6. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas tidak terpenuhi.

Kompleksnya permasalahan sumber daya manusia sejak di bangku pendidikan menyebabkan Indonesia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan SDM yang berkualitas. Human Index Development yang ditetapkan oleh UNDP, Indonesia berada di posisi 116 dari 189 negara di dunia dan posisinya tertinggal jauh dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Laporan Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan tentang kebutuhan SDM perusahaan tingkat manajemen menengah mencapai 56% di tahun 2020 dan terus meningkat. Pengetahuan dan ketrampilan manajemen di tingkat menengah tentunya hanya bisa dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi yang kompeten.